Hasil pengerjaan dan proses utama pada lapisan utama kerak bumi akan
meninggalkan kenampakan bentuk lahan tertentu disetiap roman muka bumi ini . Kedua proses ini adalah proses endogen (berasal dari dalam) dan proses eksogen (berasal dari luar).
Perbedaan intensitas , kecepatan jenis dan lamanya salah satu atau
kedua proses tersebut yang bekerja pada suatu daerah menyebabkan
kenmapakan bentuk lahan disuatu daerah dengan daerah lain umumnya
berbeda.
Dilihat dari genesisnya (kontrol utama pembentuknya ), bentuk lahan dapat dibedakan menjadi :
Bentuk asal struktural
Bentuk asal vulkanik (V)
Bentuk asal fluvial
Bnetuk asal marine
Bnetuk asal pelarutan karst
Bnetuk asal Aeolen / Glasial
Bentuk asal denudasional
Bentuk Lahan Asal proses Solusional
Bentuk lahan Asal Poses Anthropogenik
BENTUK LAHAN ASAL STRUKTURAL
Bentuk
lahan struktural terbentuk karena adanya proses endogen atau proses
tektonik, yang berupa pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran. Gaya
(tektonik) ini bersifat konstruktif (membangun), dan pada awalnya hampir
semua bentuk lahan muka bumi ini dibentuk oleh control struktural.
Pada awalnya struktural antiklin akan memberikan kenampakan cekung, dan structural
horizontal nampak datar. Umumnya, suatu bentuk lahan structural masih
dapat dikenali, jika penyebaran structural geologinya dapat dicerminkan
dari penyebaran reliefnya.
BENTUK LAHAN ASAL VULKANIK
Volkanisme
adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma yang
bergerak naik ke permukaan bumi. Akibat dari proses ini terjadi berbagai
bentuk lahan yang secara umum disebut bentuk lahan vulkanik.
Umumnya suatu bentuk lahan volkanik pada suatu wilayah kompleks gunung api
lebih ditekankan pada aspek yang menyangkut aktifitas kegunungapian,
seperti : kepundan, kerucut semburan, medan-medan lahar, dan sebagainya.
Tetapi ada juga beberapa bentukan yang berada terpisah dari kompleks
gunung api misalnya dikes, slock, dan sebagainya.
BENTUK LAHAN ASAL FLUVIAL
Bentukan asal fluvial berkaitan erat dengan aktifitas sungai dan air
permukaan yang berupa pengikisan, pengangkutan, dan jenis buangan pada
daerah dataran rendah seperi lembah, ledok, dan dataran alluvial.
Proses penimbunan bersifat meratakan pada daerah-daerah ledok, sehingga umumnya bentuk lahan asal fluvial mempunyai relief
yang rata atau datar. Material penyusun satuan betuk lahan fluvial
berupa hasil rombakan dan daerah perbukitan denudasional disekitarnya,
berukuran halus sampai kasar, yang lazim disebut sebagai alluvial.
Karena umumnya reliefnya datar dan litologi alluvial, maka kenampakan
suatu bentuk lahan fluvial lebih ditekankan pada genesis yang berkaitan
dengan kegiatan utama sungai yakni erosi, pengangkutan, dan penimbunan.
BENTUK LAHAN ASAL MARINE
Aktifitas
marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang-surut, dan
pertemuan terumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan oleh aktifitas
marine berada di kawasan pesisir yang terhampar sejajar garis pantai. Pengaruh marine dapat mencapai puluhan kilometer kearah darat, tetapi terkadang hanya beberapa ratus meter saja.
Sejauh
mana efektifitas proses abrasi, sedimentasi, dan pertumbuhan terumbu
pada pesisir ini, tergantung dari kondisi pesisirnya. Proses lain yang
sering mempengaruhi kawasan pesisir lainnya, misalnya : tektonik masa
lalu, berupa gunung api, perubahan muka air laut (transgresi/regresi) dan litologi penyusun.
BENTUK LAHAN ASAL PELARUTAN (KARST)
Bentuk
lahan karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada batuan yang mudah
larut. Menurut Jennings (1971), karst adalah suatu kawasan yang
mempunyai karekteristik relief dan drainase yang khas, yang disebabkan
keterlarutan batuannya yang tinggi. Dengan demikian Karst tidak selalu
pada Batugamping, meskipun hampir semua topografi karst tersusu oleh
batugamping.
BENTUK LAHAN ASAL GLASIAL
Bentukan ini tidak
berkembang di Indonesia yangb beriklim tropis ini, kecuali sedikit di
Puncak Gunung Jaya Wijaya, Irian. Bentuk lahan asal glacial dihasilkan
oleh aktifitas es/gletser yang menghasilkan suatu bentang alam.
BENTUK LAHAN ASAL AEOLEAN (ANGIN)
Gerakan
udara atau angin dapat membentuk medan yang khas dan berbeda dari
bentukan proses lainnya. Endapan angin terbentuk oleh pengikisan,
pengangkatan, dan pengendapan material lepas oleh angin. Endapan angin
secara umum dibedakan menjadi gumuk pasir dan endapan debu (LOESS).
Medan aeolean dapat terbentuk jika memenuhi syarat-syarat:
• Tersedia material berukuran pasir halus-halus sampai debu dalam jumlah banyak
• Adanya periode kering yang panjang disertai angin yang mampu mengangkut dan mengendapkan bahan tersebut.
• Gerakan angin tidak terhalang oleh vegetasi atau obyek lainnya.
BENTUK LAHAN ASAL DENUDASIONAL
Proses
denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan
gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua
proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga
batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi
soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi,
tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian
terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter
utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh :
jenis batuannya, vegetasi, dan relief.
Sumber : http://kepalabatu.finddiscussion.com(dengan perubahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar